Minggu, 14 Februari 2021

Teknologi yang Mempengaruhi Kehidupan Manusia Tahun 2025

Huawei dalam laporan mengenai Global Industry Vision (GIV) yang mencakup berbagai prediksi seputar perkembangan dunia teknologi dan industri hingga tahun 2025.

Ada tujuh tren menarik yang dirangkum atas prediksi Huawei di tahun 2025 termuat dalam laporan GIV, meliputi:

1. Robotika di Kehidupan Sehari-hari

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang material, AI perseptual, hingga jaringan menjadi pemacu makin gencarnya pengadopsian robotika dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk mendukung kebutuhan personal lainnya.

2. Super Sight

Tingginya penerapan teknologi 5G, VR/AR, machine learning, dan sejumlah teknologi berkembang lainnya dalam kehidupan sehari-hari telah membuka cakrawala baru di dunia teknologi.

3. Zero Search

Model pencarian di masa depan tak lagi membutuhkan tombol untuk memberi perintah. 90 persen pemilik perangkat cerdas akan mengaktifkan teknologi personal assistants cerdas untuk keperluan sehari-hari.

4. Sistem Transportasi Cerdas

Sistem transportasi cerdas diprediksikan akan mampu membangun keterhubungan antara manusia, kendaraan, dan infrastruktur.  Nantinya 15 persen kendaraan akan dilengkapi dengan teknologi Cellular Vehicle-to-Everything.

5. Bekerja Berdampingan Dengan Robot

Setiap 10.000 pekerja akan berdampingan dengan 103 robot di tiap-tiap industri.

6. Komunikasi Bebas Hambatan

AI dan analitik big data akan berperan besar dalam membangun komunikasi yang bebas hambatan antara perusahaan dengan pelanggan. 86 persen data yang dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan di dunia akan digunakan secara optimal oleh mereka.

7. Gelaran 5G Semakin Cepat

5G sudah di depan mata dan jauh lebih cepat dari generasi nirkabel pendahulunya. Tahun 2025, 58 persen populasi penduduk di dunia akan dapat menikmati akses 5G.

https://lenteratoday.com/7-tren-teknologi-yang-mempengaruhi-kehidupan-manusia-pada-2025/

Jumat, 12 Februari 2021

Ponsel Pintar itu antara Madu dan Racun

Ponsel pintar, mulai diperkenalkan pada 2007, benar-benar telah mengubah sejarah peradaban manusia. Perubahan, yang jika dilihat dari sudut pandang teknologi, jelas merupakan pencapaian luar biasa dari kerja keras manusia untuk memudahkan hidupnya. Namun, zaman boleh berubah, generasi mesin tik boleh diganti oleh generasi elektronik, tetapi manusia sebagai manusia tetaplah sama. Pada hakikatnya, teknologi, betapapun canggihnya, hanyalah alat bagi manusia. Ia ibarat pisau bermata dua, yang bisa membawa kepada kebaikan atau keburukan. Di sana ada racun sekaligus madu.

“Melalui smart phone orang dapat belajar, berkomunikasi, berbagi, bertransaksi, bernyanyi, dan seterusnya. Banyak orang terkejut, misalnya, betapa bisnis online dapat mengalahkan para kapitalis besar di bidang transportasi seperti Go-Car, Gojek, GoFood, GoPay dan lain-lain. Siapa sangka pula Bukalapak dan Tokopedia berkembang sepesat sekarang? Kini nyaris semua serba elektronik, bukan hanya untuk transaksi lembaga-lembaga bisnis dan keuangan, tetapi juga di lembaga-lembaga pemerintahan hingga pendidikan. Perguruan tinggi pun ‘dipaksa’ untuk melaporkan semua data dirinya dan aktivitasnya secara elektronik. Semua serba cepat, mudah dan relatif murah. Seluruh dunia seolah berada di jari-jemari kita belaka,”  

“Semua dampak negatif seperti kecanduan, terkikisnya empati, kedangkalan pikiran dan hilangnya kesendirian, tidak boleh kita biarkan melindas hidup kita. Agar tidak kecanduan, kita harus berlatih mengendalikan diri. Misalnya, kita mengharamkan penggunaan ponsel saat makan bersama keluarga. Inilah yang dilakukan Steve Job pada keluarganya. Kita juga perlu melarang anak-anak menggunakan ponsel sampai mereka cukup dewasa. Inilah yang dilakukan para pakar teknologi yang bekerja di Yahoo, Apple, dan Google.Agar empati tidak terkikis, kita harus lebih mengutamakan percakapan langsung jika hal itu mungkin, lebih-lebih yang menyangkut masalah-masalah serius. Bertatap muka dan berdialog akan lebih memanusiakan diri kita,” ujarnya.

Ia berharap pengguna ponsel pintar untuk dapat melakukan detoksifikasi dalam dirinya dan menyingkirkan racun-racun di media sosial. Ponsel pintar jangan sampai membuat kita bodoh, tetapi sebaliknya, membuat kita lebih pintar.

Source : http://www.iain-samarinda.ac.id